KEDUDUKAN PEMILIHAN DAN PENENTUAN METODE DALAM BELAJAR MENGAJAR
Oleh : kelompok
IV / IV B
1.
Sella Claudia (1421180049)
2.
Indra Pangasih (1421180052)
3.
Ayu Lestari (1421180046)
4.
Wito Widodo (1421180051)
5.
Widia Fitryani (1521180026)
6.
Defa Imuntri (1521180022)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Pembelajaran sebagai
kegiatan untuk mencapai tujuan , jenis dan prosedur kegiatannya, membutuhkan
rangkaian pemikiran yang cermat. Rangkaian pemikiran yang cermat itu,
diperlukan agar jenis dan prosedur kegiatan yang dipilih dan ditetapkan
nantinya mempunyai nilai fungsional yang tinggi sebagai alat untuk pencapaian
tujuan. Terlebih lagi, faktor-faktor yang ikut terlibatkan dalam kegiatan
pembelajaran sangat beranekaragam, maka kecermatan itu diperlukan, agar koherensi
hubungan antar faktor tersebut, dapat sinergis dalam pencapaian tujuan.
Kegiatan guru yang berkenaan dengan penelusuran, pemilihan jenis dan prosedur
kegiatan serta lain-lain pendukung kegiatan pembelajaran tersebut, lazimnya
disebut kegiatan pemilihan metode pembelajaran.
Metode adalah cara
kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai
tujuan yang ditentukan (KBBI, 1995). Metode adalah cara yang digunakan oleh
guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas sebagai upaya untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Dalam pembinaan guru
tentu harus mengacu pada kompetensi guru, terutama kompetensi profesional
berkaitan dengan proses pembelajaran. Sejalan dengan perkembangan teknologi
serta teori-teori pembelajaran, maka guru pun dituntut mampu menguasai dan
memilih metode pembelajaran yang tepat, sehingga menjadikan siswa aktif,
kreatif, dan belajar dalam suasana senang serta efektif. Metode merupakan upaya
untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar
tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk
merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, metode dalam
rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Keberhasilan
implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan
metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat
diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.
B. Rumusan
masalah
1.
Bagaimana kedudukan metode dalam
belajar mengajar?
2.
Bagaiman pemilihanan penentuan metode?
3.
Apa saja macam-macam metode mengajar?
4.
Bagaimana praktek penggunaan metode
mengajar?
C. Tujuan
penulisan
1.
Agar dapat mengetahui kedudukan
metode dalam belajar mengajar.
2.
Agar dapat mengetahui pemilihan
penentuan metode.
3.
Agar dapat mengetahui macam-macam
metode mengajar.
4.
Agar dapat mengetahui bagaimana
penggunaan metode belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kedudukan
Metode Dalam Belajar Mengajar
Kegiatan belajar
mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah suatu proses
dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Salah satu usaha yang tidak pernah
guru tinggalkan adalah, bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu
komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
1.
Metode Sebagai Alat Motivasi
Ekstrinsik
Sebagai salah
satu komponen pengajaran, metode menempati peranan yang tidak kalah pentingnya
dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Ini berarti guru
memahami benar kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan
belajar mengajar. Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman. A.M (1988:90)
adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsi, karena adanya perangsang dari luar. Karena itu, metode berfungsi
sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang.
Tujuan
instruksional adalah pedoman yang mutlak dalam pemilihan metode. Dalam
perumusan tujuan, guru perlu merumuskannya dengan jelas dan dapat diukur. Dalam
mengajar, guru jarang sekali menggunakan satu metode, karena mereka menyadari
bahwa semua metode ada kebaikan dan kelemahannya.
2.
Metode Sebagai Strategi Pengajaran
Daya serap anak
didik terhadap bahan yang diberikan juga bermacam-macam, ada yang cepat, ada
yang sedang, dan ada yang lambat. Faktor intelegensi mempengruhi daya serap
anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Cepat lambatnya
penerimaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan menghendaki
pemberian waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat tercapai.
Menurut Dra.
Roestiyah. N.K. (1989: 1), guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat
belajar secara efektif da efisien,
mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi
itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode
mengajar. Dengan demikian, metode mengajar adalah strategi pengjaarn sebagai
alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
3.
Metode Sebagai Alat untuk Mencapai
Tujuan
Tujuan adalah
suatu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Tujuan
adalah pedoman yang memberi arah ke mana kegiatan belajar mengajar akan dibawa.
Tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai selama
komponen-komponen lainnya tidak diperlukan. Salah satunya adalah komponen metode.
Metode adalah
salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan metode secara
akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran. Metode adalah pelicin jalan
pengajaran menuju tujuan. Ketika tujuan dirumuskan agar anak didik memiliki
keterampilan tertentu, maka metode yang digunakan harus disesuaikan dengan
tujuan. Antara metode dan tujuan jangan bertolak belakang. Artinya, metode
harus menunjang pencapaian tujuan pengajaran. Bila tidak, maka akan sia-sia
perumusan tujuan tersebut.
B. Pemilihanan
Penentuan Metode
Metode mengajar yang
guru gunakan dalam setiap kali pertemuan kelas bukanlah siap pakai, Tetapi
setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan perumusan tujuan instruksional
khusus. Jarang sekali terlihat guru merumuskan tujuan hanya dengan satu
rumusan, tetapi pasti guru merumuskan lebih dari satu tujuan. Dengan uraian
yang bertolak dari nilai strategis metode, efektifitas penggunaan metode,
pentingnya pemilihan dan penentuan metode, hingga faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan metode pengajaran.
1.
Nilai Strategis Metode
Kegiatan belajar
mengajar adalah sebuah interaksi yang bernilai pendidikan. Di dalamnya terjadi
interaksi edukatif antara guru dan anak didik, ketika guru menyampaikan bahan
pelajaran kepada anak didik di kelas. Bahan pelajaran yang guru berikan itu
akan kurang memberikan dorongan (motivasi) kepada anak didik bila
penyampaiannya menggunakan strategi yang kurang tepat.Di sinilah kehadiran
metode menempati posisi penting dalam penyampaian bahan pelajaran.
Metode adalah
suatu cara yang memiliki nilai strategis dalam kegiatan belajar mengajar. Nilai
strategisnya adalah metode dapat mempengaruhi jalannya kegiatan belajar
mengajar. Karena itu, guru sebaiknya memperhatikan dalam pemilihan dan
penentuan metode sebelum kegiatan belajar dilaksanakan di kelas.
2.
Efektifitas Penggunaan Metode
Penggunaan metode
yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan
menjadi kendala dalam mencapa tujuan telah dirumuskan. Cukup banyak
bahan pelajaran yang terbuang dengan percuma hanya karena penggunaan metode
menurut kehendak guru dan mengabakan kebutuhan siswa, fasititas, serta situasi
kelas. Guru yang selalu senang menggunakan metode ceramah sementara tujuan pengajarannya adalah agar anak didik dapat
memperagakan salat, adalah kegiatan belajar mengajar yang kurang kondusif.
Seharusnya penggunaan metode dapat menunjang pencapaian tujuan pengajaran,
bukannya tujuan yang harus menyesuaikan diri dengan metode. Karena itu, efektifitas
penggunaan metode dapat terjadi bila ada kesesuaian antara metode dengan semua
komponen pengajaran yang telah di
programkan dalam satuan pelajaran, sebagai persiapan tertulis.
3.
Pentingnya Pemilihan dan Penentuan
Metode
Titik sentral
yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar adalah tercapainya
tujuan pengajaran. Apa pun yang termasuk perangkat program pengajaran dituntut
secara mutlak untuk menunjang tercapainya tujuan. Guru tidak dibenarkan
mengajar dengan kemalasan. Anak didik pun diwajibkan mempunyai kreativitas yang
tinggi dalam belajar, bukan selalu menanti perintah guru. Kedua unsur manusiawi
ini juga beraktivitas tidak lain karena ingn mencapai tujuan secara efektif dan
efisien.
Salah satu
kegiatan yang harus guru lakukan adalah melakukan pemilihan dan penentuan
metode yang bagaimana yang akan dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran.
Pemilihan dan penentuan metode ini didasari adanya metode-metode tertentu yang
tidak bisa dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya, tujuan pengajaran
adalah agar anak didik dapat menuliskan sebagian dari ayat-ayat dalam surah
Al-Fatihah, maka guru tidak tepat menggunakan metode diskusi, tetapi yang tepat
adalah metode latihan.
4.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pemilihan Metode
Jangan dikira
bahwa pemilihan metode itu sembarangan. Jangan diduga bahwa penentuan metode
itu tanpa harus mempertimbangkan faktor-fakror lain. Sebagai suatu cara, metode
tidaklah berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Maka itu,
siapa pun yang telah menjadi guru harus mengenal, memahaminya, dan mempedominya
ketika akan melaksanakan pemilihan dan penentuan metode. Tanpa mengindahkan hal
ini, metode yang dipergunakan bisa-bisa tiada arti.
Bila ada para
ahli yang mengatakan bahwa makin baik metode itu, makin efektif pula
pencapaian tujuan adalah pendapat yang
mengandung nilai kebenaran. Tapi, jangan didukung bila ada para ahli lain yang
mengatakan bahwa semua metode adalah baik dan tidak ada kelemahannya, karena
pernyataan tersebut adalah pendapat yang keliru. Winarno Surakhmad (1990:97)
mengatakan, bahwa memilihan dan penentuan metode dipengaruhioleh beberapa
faktor, sebagai berikut:
a.
Anak Didik
Anak didik adalah
manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan. Di sekolah, gurulah yang
berkewajiban untuk mendidiknya di ruang kelas guru akan berhadapan dengan
sejumlah anak didik dengan latar belakang kehidupan yang berlainan. Status
sosial mereka juga bermacam-macam.
b.
Tujuan
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan
belajar mengajar. Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran berbagai-bagai jenis
dan fungsinya. Secara hierarki tujuan itu bergerak dari yang rendah hingga yang
tinggi, yaitu tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran, tujuan kurikuler
atau tujuan kurikulum, tujuan institusional, dan tujuan pendidikan nasional.
c.
Situasi
Situasi kegiatan
belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari ke hari.
Pada suatu waktu boleh jadi guru ingin menciptakan situasi belajar mengajar
dialam terbuka, yaitu di luar ruang sekolah. Maka guru dalam hal ini tentu
memilih metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang diciptakan itu. Di lain
waktu, sesuai dengan sifat bahan dan kemampuan yang ingin dicapai.
d.
Fasilitas
Fasilitas merupakan hal
yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar. Fasilitas adalah
kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah. Lengkap tidaknya
fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan metode mengajar. Ketiadaan laboratorium untuk praktik IPA, misalnya,
kurang mendukung penggunaan metode eksperimen atau metode demonstrasi.
e.
Guru
Setiap guru mempunyai
kepribadian yang berbeda. Seorang guru misalnya kurang suka berbicara, tetapi
seorang guru yang lain suka berbicara. Seorang guru yang bertitel sarjana
pendidikan dan keguruan, berbeda dengan guru yang sarjana bukan pendidikan dan
keguruan di bidang penguasaan ilmu kependidikan dan keguruan. Guru yang sarjana
pendidikan dan keguruan barangkali lebih banyak menguasai metode-metode
mengajar, karena memang dia dicetak sebagai tenaga ahl di bidang keguruan dan
wajar saja dia menjiwai dunia guru.
C. Macam-macam
Metode Mengajar
Metode-metode mengajar
yang diuraikan berikut ini adalah:
1.
Metode Proyek
Metode proyek
atau unit adalah cara penyajian yang bertitk tolak dari suatu masalah, kemudian
dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara
keseluruhan dan bermakna.
Penggunaan metode
ini bertolak dari anggapan bahwa pemecahan masalah tidak akan tuntas bila tidak ditinjau dari
berbagai segi. Dengan perkataan lain, pemecahan setiap masalah perlu melibatkan
bukan hanya satu mata pelajaran atau bidang studi saja, melainkan hendaknya
melibatkan berbagai mata pelajaran yang ada kaitannya dan sumbangannya bagi
pemecahan masalah tersebut, sehingga setiap masalah dapat dipecahkan secara
keseluruhan yang berarti. Dalam penggunaannya metode proyek memiliki kelebihan
dan kekurangan.
2.
Metode Eksperimen
Metode eksperimen
(percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan
dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses
belajar mengajar dengan metode percobaan ini siswa diberi kesempatan untuk
mengalami sendiri atau melakukan sendiri,
mengikuti suatu proses, mengamati suatu
objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu
objek, keadaan, atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk
mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau
dalil, dan menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya itu.
3.
Metode Tugas dan Rasitasi
Metode resitasi
(penugasan) adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas
tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Masalahnya tugas yang
dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan di dalam kelas, di halaman sekolah, d
laboratoriun, di perpustakaan, di bengkel, di rumah siswa, atau di mana saja
asal tugas itu dapat dikerjakan.
Metode ini diberikan
karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak, sementara waktu sedikit.
Artinya, banyaknya bahan yang tersedia dengan waktu kurang seimbang. Agar bahan
pelajaran selesai sesuai batas waktu yang ditentukan, maka metode inilah yang
biasanya guru gunakan untuk mengatasinya. Ada langkah-langkah yang harus
diikuti dala penggunaan metode tugas atau resitasi, yaitu:
a.
Fase Pemberian Tugas
Tugas yang diberikan
kepada siswa hendaknya mempertimbangkan:
ü
Tujuan yang akan dicapai.
ü
Jenis tugas yang jelas dan tepat
sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut.
ü
Sesuai dengan kemampuan siswa.
ü
Ada petunjuk/sumber yang dapat
membantu pekerjaan siswa.
ü
Sediakan waktu yang cukup untuk
mengerjakan tugas tersebut.
b.
Langkah pelaksanaan Tugas
·
Diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru.
·
Diberikan dorongan sehingga anak mau
bekerja.
·
Diusahakan/dikerjakan oleh siswa
sendiri, tidak menyuruh orang lain.
·
Dianjurkan agar siswa mencatat
hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan sistematis.
·
Fase Mempertanggungjawabkan Tugas
·
Hal yang harus dikerjakan pada fase
ini:
·
Laporan siswa baik lisan/tertulis
dari apa yang telah dikerjakannya.
·
Ada tanya jawab/diskusi kelas.
·
Penelitian hasil pekerjaan siswa
baik dengan tes maupun nontes atau cara lainnya.
4.
Metode Diskusi
Metode diskusi
adalah cara penyajian pelajran, di mana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu
masalah yang bisa berupa pernyataan atau pernyataan yang bersifat problematis
untuk dibahas dan dipecahkan bersama.
Teknik diskusi
adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru di
sekolah. Di dalam diskusi ini proses belajar mengajar terjadi, di mana
interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar
pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat terjadi juga semuanya aktif,
tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja.
5.
Metode Sosiodrama
Metode sosiodrama
dan role playing dapat dikatakan sama artinya, dan dalam pemakaiannya sering
disilihgantikan. Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dalam
hubungannya dengan masalah sosial. Tujuan yang diharapkan dengan penggunaan
metode sosiodrama antara lain adalah:
a.
Agar siswa dapat menghayati dan
menghargai perasaan orang lain.
b.
Dapat belajar bagaimana membagi
tanggung jawab.
c.
Dapat belajar bagaimana mengambil
keputusan dalam situasi kelompok secara spontan.
d.
Merangsang kelas untuk berpikir dan
memecahkan masalah.
6.
Metode Demonstrasi
Metode
demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau
mempertunjukan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang
sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan
penjelasan lisan. Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap
pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian
denga baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang
diperlhatkan selama pelajaran berlangsung.
7.
Metode Problem Solving
Metode problem
solving (metodepemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi
juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat
menggunakan menarik kesimpulan. Penggunaan metode ini dengan mengikuti
langaka-langkah sebagai berikut:
a.
Adanya masalah yang jelas untuk
dipecahkan.
b.
Mencari data atau keterangan yang
dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut.
c.
Menetapkan jawaban sementara dari
masalah tersebut.
d.
Menguji kebenaran jawaban sementara
tersebut. .
e.
Menarik kesimpulan.
8.
Metode Karya Wisata
Teknik karya
wisata adalah cara mengajar yang di laksanakan dengan mengajar siswa ke suatu
tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari/menyelidiki
sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, took serba ada,
suatu peternakan atau perkebunan, museum, dan sebagainya. Banyak istilah yang
digunakan, tetapi maksudnya sama dengan karyawisata seperti widyaswasta,
study-tour, dan ada pula dalam waktu beberapa hari atau waktu panjang.
9.
Metode Tanya jawab
Metode tanya
jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus di
jawab, terutama dariguru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada
guru. Metode Tanya jawab adalah yang tertua dan banyak di gunakan dalam proses
pendidikan, baik lingkungan keluarga, masyarakat maupun sekolah.
10. Metode
Latihan
Metode latihan
yang disebut juga metode training, merupakan suatu cara yang mengajar yang baik
untuk menanamkan kebiasaan tertentu.juga sebagai sarana untuk memelihara
kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini dapat juga digunakan untuk
memperoleh suatu ketangkasan,ketepatan, dan keterampilan.
11. Metode
ceramah
Metode ceramah
adalah metode yang boleh di katakana metode tradisional, karena sejak dulu
metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan
anak didik dalam proses belajar mengajar. Metode caramah adalah cara penyajian
pelajaran yang dilakukan guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara
langsung terhadap siswa.
D. Praktik
Penggunaan Metode Mengajar
Dalam
praktiknya, metode mengajar tidak digunakan sendiri-sendiri, tetapi merupakan
kombinasi dari beberapa metode mengajar. Berikut akan di kemukakan kemungkinan
kombinasi metode mengajar.
1.
Ceramah, Tanya Jawab, dan Tugas
Mengingat ceramah
banyak segi yang kurang menguntungkan, maka penggunaannya harus didukung dengan
alat dan media atau dengan metode lain. Karena itu, setelah guru memberikan
ceramah, maka dipandang perlu untuk memberikan kesempatan kepada siswanya
mengadakan Tanya jawab. Tanya jawab ini diperlukan untuk mengetahui pemahaman
terhadap apa yang telah di sampaikan guru melalui metode ceramah. Untuk lebih
memantapkan penguasaan siswa terhadap bahan yang telah di sampaikan, maka pada
tahap selanjutnya siswa diberi tugas, misalnya membuat kesimpulan hasil
ceramah, mengerjakan pekerjaan rumah, diskusi, dan sebagainya.
2.
Ceramah,Diskusi, dan Tugas
Penggunaan ketiga
jenis mengajar ini dapat dilakukan diawali dengan pemberian kepada siswa
tentang bahan yang akan didiskusikan oleh siswa, lalu member masalah untuk
didiskusikan. Kemudian diikuti dengan tugas-tugas yang harus dilakukan siswa.
Ceramah dimaksudkan
untuk memberikan penjelasan/informasi mengenai bahan yang akan dibahas dalam
diskusi, sehingga diskusi dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai. Akhir kegiatan diskusi siswa diberikanbeberapa tugas yang harus
dikerjakan saat itu juga.
3.
Ceramah, demonstrasi, dan eksperimen
Penggunaan metode
demonstrasi selalu diikuti dengan eksperimen. Apa pun yang di demonstrasikan ,
baik oleh guru maupun oleh siswa (yang dianggap mampu untuk melakukan
demonstrasi),tanpa diikuti dengan eksperimen tidak akan mencapai hasil yang
efektif. Dalam melaksanakan demonstrasi, seorang demonstrasi menjelaskan apa
yang akan didemonstrasikanya ( biasanya suatu proses), sehingga semua siswa
dapat mengikuti jalanya demonstrasi tersebut dengan baik.
Metode eksperimen
adalah metode yang siswanyamencoba mempraktikan suatu proses tersebut, setelah
melihat/mengamati apa yang telah didemonstrasikan oleh seorang demonstrator.
Eksperimen dapat juga dilakukan untuk membuktikan suatu kebenaran, misalnya
menguji sebuah hipotesis. Dalam pelaksanaannya, metode demonstrasi dan
eksperimen dapat digabungkan; artinya setelah dilakukan demonstrasi kemudian
diikuti eksperimen dengan disertai penjelasan secara lisan (ceramah).
4.
Ceramah, sosiodrama, dan diskusi
Sosiodrama adalah
sandiwara tanpa naskah (skript) dan tanpa latihan terlebih dahulu, sehingga di
lakukan secara spontan. Masalah yang didramatisasikan adalah mengenai situasi
social. Sosio drama akan menarik bila pada situasi yang sedang memuncak,
kemudian di hentikan. Selanjutnya akan dilanjutka dengan diskusi, bagaimana
jalan cerita selanjutnya.atau pemecahan masalah selanjutnya.
5.
Ceramah, problem solving, dan tugas
Pada saat guru
memberikan penjelasan kepada siswa, adakalanya timbul suatu persoalan/masalah
yang tidak dapat diselesaikan dengan hanya penjelasan secar lisan melalui
ceramah. Untuk itu guru perlu menggunakan metode pemecahan masalah atau problem
silving, sebagai jalan keluarnya. Kemudian diakhiri dengan tugas-tugas, baik
individu maupun kelompok, sehingga siswa melakukan tukar fikiran dalam
memecahkan masalah yang dihadapinya. Metode ini banyak menimbulkan kegiatan
belajar siswa yang lebih optimal.
6.
Ceramah, demonstrasi, dan tugas
Metode latihan
umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari
bahan yang dipelajarinya. Karena itu, metode ceramah dapat digunakan sebelum
maupun sesudah latihan dilakukan. Tujuan dari ceramah untuk memberikan
penjelasan kepada siswa mengenai bentuk keterampilan tertentu yang akan
dilakukannya.
Sedangkan
demonstrasi yang di maksutkan untuk memperagakan atau mempertunjukan suatu
kesimpulan yang akan dipelajari siswa. Misalnya, belajar tari jaipongan. Siswa
sebelum berlatih tari jaipongan diberikan penjelasan dulu seluruh gerakan
tangan, gerkan badan, dan sebagainya melalui ceramah. Lalu guru
mendemonstrasikan tari jaipongan dan siswa memperhatikan demonstrasi tersebut.
Setelah itu baru siswa mulai latihan tari jaipongan seperti yang dilakukan
guru.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode Pembelajaran
adalah cara menyajikan materi yang bersifat umum. Metode mengajar yang
digunakan guru hampir tidak ada yang sia-sia, karena metode tersebut
mendatangkan hasil dalam waktu dekat atau dalam waktu yang relatif lama. metode
dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting.
Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara
guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya
mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.
Kedudukan metode pembelajaran adalah sebagai alat motivasi ekstrinsik , alat
untuk mencapai tujuan. Macam-macam Metode Pembelajaran adalah metode proyek,
eksperimen, tugas, diskusi, sosiodrama, demontrasi, problem solving, karya wisata,
Tanya jawab, latihan, dan ceramah.
B. Saran
Dari pemaparan makalah
diatas, sebagai seorang guru yang professional maka sebelum proses pembelajaran
berlangsung hendaklah menentukan dan memilih metode yang akan digunakan sesuai
dengan tingkatan pendidikan yang diajarkan. Sehingga proses pengajaran berjalan
dengan baik dan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri.2006. strategi belajar mengajar. Jakarta :
Rineka cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar