Senin, 02 Januari 2017

KEDUDUKAN PEMILIHAN DAN PENENTUAN METODE DALAM BELAJAR MENGAJAR



KEDUDUKAN PEMILIHAN DAN PENENTUAN METODE DALAM BELAJAR MENGAJAR



Oleh : kelompok IV / IV B
1.      Sella Claudia (1421180049)
2.    Indra Pangasih (1421180052)
3.    Ayu Lestari (1421180046)
4.         Wito Widodo (1421180051)
5.    Widia Fitryani (1521180026)
6.         Defa Imuntri (1521180022)




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2016




BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar belakang
       Pembelajaran sebagai kegiatan untuk mencapai tujuan , jenis dan prosedur kegiatannya, membutuhkan rangkaian pemikiran yang cermat. Rangkaian pemikiran yang cermat itu, diperlukan agar jenis dan prosedur kegiatan yang dipilih dan ditetapkan nantinya mempunyai nilai fungsional yang tinggi sebagai alat untuk pencapaian tujuan. Terlebih lagi, faktor-faktor yang ikut terlibatkan dalam kegiatan pembelajaran sangat beranekaragam, maka kecermatan itu diperlukan, agar koherensi hubungan antar faktor tersebut, dapat sinergis dalam pencapaian tujuan. Kegiatan guru yang berkenaan dengan penelusuran, pemilihan jenis dan prosedur kegiatan serta lain-lain pendukung kegiatan pembelajaran tersebut, lazimnya disebut kegiatan pemilihan metode pembelajaran.
       Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (KBBI, 1995). Metode adalah cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
       Dalam pembinaan guru tentu harus mengacu pada kompetensi guru, terutama kompetensi profesional berkaitan dengan proses pembelajaran. Sejalan dengan perkembangan teknologi serta teori-teori pembelajaran, maka guru pun dituntut mampu menguasai dan memilih metode pembelajaran yang tepat, sehingga menjadikan siswa aktif, kreatif, dan belajar dalam suasana senang serta efektif. Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.
B.  Rumusan masalah
1.      Bagaimana kedudukan metode dalam belajar mengajar?
2.      Bagaiman pemilihanan penentuan metode?
3.      Apa saja macam-macam metode mengajar?
4.      Bagaimana praktek penggunaan metode mengajar?
C.  Tujuan penulisan
1.      Agar dapat mengetahui kedudukan metode dalam belajar mengajar.
2.      Agar dapat mengetahui pemilihan penentuan metode.
3.      Agar dapat mengetahui macam-macam metode mengajar.
4.      Agar dapat mengetahui bagaimana penggunaan metode belajar.


BAB II
PEMBAHASAN
A.  Kedudukan Metode Dalam Belajar Mengajar
       Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah, bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
1.      Metode Sebagai Alat Motivasi Ekstrinsik
             Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Ini berarti guru memahami benar kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar. Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman. A.M (1988:90) adalah  motif-motif yang aktif dan berfungsi, karena adanya perangsang dari luar. Karena itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang.
             Tujuan instruksional adalah pedoman yang mutlak dalam pemilihan metode. Dalam perumusan tujuan, guru perlu merumuskannya dengan jelas dan dapat diukur. Dalam mengajar, guru jarang sekali menggunakan satu metode, karena mereka menyadari bahwa semua metode ada kebaikan dan kelemahannya.
2.      Metode Sebagai Strategi Pengajaran
             Daya serap anak didik terhadap bahan yang diberikan juga bermacam-macam, ada yang cepat, ada yang sedang, dan ada yang lambat. Faktor intelegensi mempengruhi daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Cepat lambatnya penerimaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan menghendaki pemberian waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat tercapai.
             Menurut Dra. Roestiyah. N.K. (1989: 1), guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara  efektif da efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. Dengan demikian, metode mengajar adalah strategi pengjaarn sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
3.      Metode Sebagai Alat untuk Mencapai Tujuan
             Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Tujuan adalah pedoman yang memberi arah ke mana kegiatan belajar mengajar akan dibawa. Tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai selama komponen-komponen lainnya tidak diperlukan. Salah satunya adalah komponen  metode.
             Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran. Metode adalah pelicin jalan pengajaran menuju tujuan. Ketika tujuan dirumuskan agar anak didik memiliki keterampilan tertentu, maka metode yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan. Antara metode dan tujuan jangan bertolak belakang. Artinya, metode harus menunjang pencapaian tujuan pengajaran. Bila tidak, maka akan sia-sia perumusan tujuan tersebut.
B.  Pemilihanan Penentuan Metode
       Metode mengajar yang guru gunakan dalam setiap kali pertemuan kelas bukanlah siap pakai, Tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan perumusan tujuan instruksional khusus. Jarang sekali terlihat guru merumuskan tujuan hanya dengan satu rumusan, tetapi pasti guru merumuskan lebih dari satu tujuan. Dengan uraian yang bertolak dari nilai strategis metode, efektifitas penggunaan metode, pentingnya pemilihan dan penentuan metode, hingga faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pengajaran.
1.      Nilai Strategis Metode
             Kegiatan belajar mengajar adalah sebuah interaksi yang bernilai pendidikan. Di dalamnya terjadi interaksi edukatif antara guru dan anak didik, ketika guru menyampaikan bahan pelajaran kepada anak didik di kelas. Bahan pelajaran yang guru berikan itu akan kurang memberikan dorongan (motivasi) kepada anak didik bila penyampaiannya menggunakan strategi yang kurang tepat.Di sinilah kehadiran metode menempati posisi penting dalam penyampaian bahan pelajaran.
             Metode adalah suatu cara yang memiliki nilai strategis dalam kegiatan belajar mengajar. Nilai strategisnya adalah metode dapat mempengaruhi jalannya kegiatan belajar mengajar. Karena itu, guru sebaiknya memperhatikan dalam pemilihan dan penentuan metode sebelum kegiatan belajar dilaksanakan di kelas.
2.      Efektifitas Penggunaan Metode
             Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan  menjadi kendala dalam mencapa tujuan telah dirumuskan. Cukup banyak bahan pelajaran yang terbuang dengan percuma hanya karena penggunaan metode menurut kehendak guru dan mengabakan kebutuhan siswa, fasititas, serta situasi kelas. Guru yang selalu senang menggunakan metode ceramah sementara tujuan  pengajarannya adalah agar anak didik dapat memperagakan salat, adalah kegiatan belajar mengajar yang kurang kondusif. Seharusnya penggunaan metode dapat menunjang pencapaian tujuan pengajaran, bukannya tujuan yang harus menyesuaikan diri dengan metode. Karena itu, efektifitas penggunaan metode dapat terjadi bila ada kesesuaian antara metode dengan semua komponen  pengajaran yang telah di programkan dalam satuan pelajaran, sebagai persiapan tertulis.
3.      Pentingnya Pemilihan dan Penentuan Metode
             Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar adalah tercapainya tujuan pengajaran. Apa pun yang termasuk perangkat program pengajaran dituntut secara mutlak untuk menunjang tercapainya tujuan. Guru tidak dibenarkan mengajar dengan kemalasan. Anak didik pun diwajibkan mempunyai kreativitas yang tinggi dalam belajar, bukan selalu menanti perintah guru. Kedua unsur manusiawi ini juga beraktivitas tidak lain karena ingn mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
             Salah satu kegiatan yang harus guru lakukan adalah melakukan pemilihan dan penentuan metode yang bagaimana yang akan dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran. Pemilihan dan penentuan metode ini didasari adanya metode-metode tertentu yang tidak bisa dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya, tujuan pengajaran adalah agar anak didik dapat menuliskan sebagian dari ayat-ayat dalam surah Al-Fatihah, maka guru tidak tepat menggunakan metode diskusi, tetapi yang tepat adalah metode latihan.
4.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode
             Jangan dikira bahwa pemilihan metode itu sembarangan. Jangan diduga bahwa penentuan metode itu tanpa harus mempertimbangkan faktor-fakror lain. Sebagai suatu cara, metode tidaklah berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Maka itu, siapa pun yang telah menjadi guru harus mengenal, memahaminya, dan mempedominya ketika akan melaksanakan pemilihan dan penentuan metode. Tanpa mengindahkan hal ini, metode yang dipergunakan bisa-bisa tiada arti.
             Bila ada para ahli yang mengatakan bahwa makin baik metode itu, makin efektif pula pencapaian  tujuan adalah pendapat yang mengandung nilai kebenaran. Tapi, jangan didukung bila ada para ahli lain yang mengatakan bahwa semua metode adalah baik dan tidak ada kelemahannya, karena pernyataan tersebut adalah pendapat yang keliru. Winarno Surakhmad (1990:97) mengatakan, bahwa memilihan dan penentuan metode dipengaruhioleh beberapa faktor, sebagai berikut:
a.       Anak Didik
       Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan. Di sekolah, gurulah yang berkewajiban untuk mendidiknya di ruang kelas guru akan berhadapan dengan sejumlah anak didik dengan latar belakang kehidupan yang berlainan. Status sosial mereka juga bermacam-macam.
b.      Tujuan
       Tujuan adalah  sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran berbagai-bagai jenis dan fungsinya. Secara hierarki tujuan itu bergerak dari yang rendah hingga yang tinggi, yaitu tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran, tujuan kurikuler atau tujuan kurikulum, tujuan institusional, dan tujuan pendidikan nasional.
c.       Situasi
       Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari ke hari. Pada suatu waktu boleh jadi guru ingin menciptakan situasi belajar mengajar dialam terbuka, yaitu di luar ruang sekolah. Maka guru dalam hal ini tentu memilih metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang diciptakan itu. Di lain waktu, sesuai dengan sifat bahan dan kemampuan yang ingin dicapai.
d.      Fasilitas
       Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan metode mengajar. Ketiadaan  laboratorium untuk praktik IPA, misalnya, kurang mendukung penggunaan metode eksperimen atau metode demonstrasi.
e.       Guru
       Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda. Seorang guru misalnya kurang suka berbicara, tetapi seorang guru yang lain suka berbicara. Seorang guru yang bertitel sarjana pendidikan dan keguruan, berbeda dengan guru yang sarjana bukan pendidikan dan keguruan di bidang penguasaan ilmu kependidikan dan keguruan. Guru yang sarjana pendidikan dan keguruan barangkali lebih banyak menguasai metode-metode mengajar, karena memang dia dicetak sebagai tenaga ahl di bidang keguruan dan wajar saja dia menjiwai dunia guru.
C.  Macam-macam Metode Mengajar
       Metode-metode mengajar yang diuraikan berikut ini adalah:
1.      Metode Proyek
             Metode proyek atau unit adalah cara penyajian yang bertitk tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna.
             Penggunaan metode ini bertolak dari anggapan bahwa pemecahan masalah  tidak akan tuntas bila tidak ditinjau dari berbagai segi. Dengan perkataan lain, pemecahan setiap masalah perlu melibatkan bukan hanya satu mata pelajaran atau bidang studi saja, melainkan hendaknya melibatkan berbagai mata pelajaran yang ada kaitannya dan sumbangannya bagi pemecahan masalah tersebut, sehingga setiap masalah dapat dipecahkan secara keseluruhan yang berarti. Dalam penggunaannya metode proyek memiliki kelebihan dan kekurangan.
2.      Metode Eksperimen
             Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode percobaan ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan  sendiri, mengikuti suatu  proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan, atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya itu.
3.      Metode Tugas dan Rasitasi
             Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Masalahnya tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan di dalam kelas, di halaman sekolah, d laboratoriun, di perpustakaan, di bengkel, di rumah siswa, atau di mana saja asal tugas itu dapat dikerjakan.
             Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak, sementara waktu sedikit. Artinya, banyaknya bahan yang tersedia dengan waktu kurang seimbang. Agar bahan pelajaran selesai sesuai batas waktu yang ditentukan, maka metode inilah yang biasanya guru gunakan untuk mengatasinya. Ada langkah-langkah yang harus diikuti dala penggunaan metode tugas atau resitasi, yaitu:
a.       Fase Pemberian Tugas
       Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan:
ü  Tujuan yang akan dicapai.
ü  Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut.
ü  Sesuai dengan kemampuan siswa.
ü  Ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa.
ü  Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.
b.      Langkah pelaksanaan Tugas
·         Diberikan  bimbingan/pengawasan oleh guru.
·         Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja.
·         Diusahakan/dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain.
·         Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan sistematis.
·         Fase Mempertanggungjawabkan Tugas
·         Hal yang harus dikerjakan pada fase ini:
·         Laporan siswa baik lisan/tertulis dari apa yang telah dikerjakannya.
·         Ada tanya jawab/diskusi kelas.
·         Penelitian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun nontes atau cara lainnya.
4.      Metode Diskusi
             Metode diskusi adalah cara penyajian pelajran, di mana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pernyataan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.
             Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah. Di dalam diskusi ini proses belajar mengajar terjadi, di mana interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat terjadi juga semuanya aktif, tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja.
5.      Metode Sosiodrama
             Metode sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama artinya, dan dalam pemakaiannya sering disilihgantikan. Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial. Tujuan yang diharapkan dengan penggunaan metode sosiodrama antara lain adalah:
a.       Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain.
b.      Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab.
c.       Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara spontan.
d.      Merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah.
6.      Metode Demonstrasi
             Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian denga baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlhatkan selama pelajaran berlangsung.
7.      Metode Problem Solving
             Metode problem solving (metodepemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan menarik kesimpulan. Penggunaan metode ini dengan mengikuti langaka-langkah sebagai berikut:
a.       Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan.
b.      Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut.
c.       Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut.
d.      Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. .
e.       Menarik kesimpulan.
8.      Metode Karya Wisata
             Teknik karya wisata adalah cara mengajar yang di laksanakan dengan mengajar siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari/menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, took serba ada, suatu peternakan atau perkebunan, museum, dan sebagainya. Banyak istilah yang digunakan, tetapi maksudnya sama dengan karyawisata seperti widyaswasta, study-tour, dan ada pula dalam waktu beberapa hari atau waktu panjang.
9.      Metode Tanya jawab
             Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus di jawab, terutama dariguru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Metode Tanya jawab adalah yang tertua dan banyak di gunakan dalam proses pendidikan, baik lingkungan keluarga, masyarakat maupun sekolah.
10.  Metode Latihan
             Metode latihan yang disebut juga metode training, merupakan suatu cara yang mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan tertentu.juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini dapat juga digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan,ketepatan, dan keterampilan.
11.  Metode ceramah
             Metode ceramah adalah metode yang boleh di katakana metode tradisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar. Metode caramah adalah cara penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa.


D.  Praktik Penggunaan Metode Mengajar
                   Dalam praktiknya, metode mengajar tidak digunakan sendiri-sendiri, tetapi merupakan kombinasi dari beberapa metode mengajar. Berikut akan di kemukakan kemungkinan kombinasi metode mengajar.
1.      Ceramah, Tanya Jawab, dan Tugas
             Mengingat ceramah banyak segi yang kurang menguntungkan, maka penggunaannya harus didukung dengan alat dan media atau dengan metode lain. Karena itu, setelah guru memberikan ceramah, maka dipandang perlu untuk memberikan kesempatan kepada siswanya mengadakan Tanya jawab. Tanya jawab ini diperlukan untuk mengetahui pemahaman terhadap apa yang telah di sampaikan guru melalui metode ceramah. Untuk lebih memantapkan penguasaan siswa terhadap bahan yang telah di sampaikan, maka pada tahap selanjutnya siswa diberi tugas, misalnya membuat kesimpulan hasil ceramah, mengerjakan pekerjaan rumah, diskusi, dan sebagainya.
2.      Ceramah,Diskusi, dan Tugas
             Penggunaan ketiga jenis mengajar ini dapat dilakukan diawali dengan pemberian kepada siswa tentang bahan yang akan didiskusikan oleh siswa, lalu member masalah untuk didiskusikan. Kemudian diikuti dengan tugas-tugas yang harus dilakukan siswa.
             Ceramah dimaksudkan untuk memberikan penjelasan/informasi mengenai bahan yang akan dibahas dalam diskusi, sehingga diskusi dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Akhir kegiatan diskusi siswa diberikanbeberapa tugas yang harus dikerjakan saat itu juga.
3.      Ceramah, demonstrasi, dan eksperimen
             Penggunaan metode demonstrasi selalu diikuti dengan eksperimen. Apa pun yang di demonstrasikan , baik oleh guru maupun oleh siswa (yang dianggap mampu untuk melakukan demonstrasi),tanpa diikuti dengan eksperimen tidak akan mencapai hasil yang efektif. Dalam melaksanakan demonstrasi, seorang demonstrasi menjelaskan apa yang akan didemonstrasikanya ( biasanya suatu proses), sehingga semua siswa dapat mengikuti jalanya demonstrasi tersebut dengan baik.
             Metode eksperimen adalah metode yang siswanyamencoba mempraktikan suatu proses tersebut, setelah melihat/mengamati apa yang telah didemonstrasikan oleh seorang demonstrator. Eksperimen dapat juga dilakukan untuk membuktikan suatu kebenaran, misalnya menguji sebuah hipotesis. Dalam pelaksanaannya, metode demonstrasi dan eksperimen dapat digabungkan; artinya setelah dilakukan demonstrasi kemudian diikuti eksperimen dengan disertai penjelasan secara lisan (ceramah).
4.      Ceramah, sosiodrama, dan diskusi
             Sosiodrama adalah sandiwara tanpa naskah (skript) dan tanpa latihan terlebih dahulu, sehingga di lakukan secara spontan. Masalah yang didramatisasikan adalah mengenai situasi social. Sosio drama akan menarik bila pada situasi yang sedang memuncak, kemudian di hentikan. Selanjutnya akan dilanjutka dengan diskusi, bagaimana jalan cerita selanjutnya.atau pemecahan masalah selanjutnya.
5.      Ceramah, problem solving, dan tugas
             Pada saat guru memberikan penjelasan kepada siswa, adakalanya timbul suatu persoalan/masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan hanya penjelasan secar lisan melalui ceramah. Untuk itu guru perlu menggunakan metode pemecahan masalah atau problem silving, sebagai jalan keluarnya. Kemudian diakhiri dengan tugas-tugas, baik individu maupun kelompok, sehingga siswa melakukan tukar fikiran dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Metode ini banyak menimbulkan kegiatan belajar siswa yang lebih optimal.
6.      Ceramah, demonstrasi, dan tugas
             Metode latihan umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari bahan yang dipelajarinya. Karena itu, metode ceramah dapat digunakan sebelum maupun sesudah latihan dilakukan. Tujuan dari ceramah untuk memberikan penjelasan kepada siswa mengenai bentuk keterampilan tertentu yang akan dilakukannya.
             Sedangkan demonstrasi yang di maksutkan untuk memperagakan atau mempertunjukan suatu kesimpulan yang akan dipelajari siswa. Misalnya, belajar tari jaipongan. Siswa sebelum berlatih tari jaipongan diberikan penjelasan dulu seluruh gerakan tangan, gerkan badan, dan sebagainya melalui ceramah. Lalu guru mendemonstrasikan tari jaipongan dan siswa memperhatikan demonstrasi tersebut. Setelah itu baru siswa mulai latihan tari jaipongan seperti yang dilakukan guru.


BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
       Metode Pembelajaran adalah cara menyajikan materi yang bersifat umum. Metode mengajar yang digunakan guru hampir tidak ada yang sia-sia, karena metode tersebut mendatangkan hasil dalam waktu dekat atau dalam waktu yang relatif lama. metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran. Kedudukan metode pembelajaran adalah sebagai alat motivasi ekstrinsik , alat untuk mencapai tujuan. Macam-macam Metode Pembelajaran adalah metode proyek, eksperimen, tugas, diskusi, sosiodrama, demontrasi, problem solving, karya wisata, Tanya jawab, latihan, dan ceramah.
B.  Saran
       Dari pemaparan makalah diatas, sebagai seorang guru yang professional maka sebelum proses pembelajaran berlangsung hendaklah menentukan dan memilih metode yang akan digunakan sesuai dengan tingkatan pendidikan yang diajarkan. Sehingga proses pengajaran berjalan dengan baik dan lancar.


DAFTAR PUSTAKA


Djamarah, Syaiful Bahri.2006. strategi belajar mengajar. Jakarta : Rineka cipta.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar